Tanggal & Penulis Ditulis oleh Tim Redaksi Media Nusantara, 13 Juni 2025
![]() |
Prabowo Subianto sewaktu menjabat Menhan di Istana Kremlin, Moskow, Rusia, pada Rabu (31/7/2024), dan langsung melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. |
Undangan Rusia Didahulukan karena Komitmen Lebih Awal
Jadwal Padat Jadi Pertimbangan Strategis
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Ruliansyah "Roy" Soemirat, menjelaskan bahwa selain undangan dari Rusia, Presiden Prabowo juga menerima undangan untuk menghadiri Annual Leaders Retreat di Singapura pada 16 Juni 2025. Dua agenda penting yang telah dikonfirmasi sebelumnya ini membuat kehadiran Prabowo di KTT G7 menjadi tidak memungkinkan secara teknis dan diplomatis.
“Presiden memiliki komitmen lebih awal terhadap dua agenda penting tersebut. Kehadiran di SPIEF juga membawa misi ekonomi yang signifikan,” ujar Roy.
Rusia Sebagai Mitra Strategis dalam Ekonomi dan Pertahanan
Rusia telah menjadi mitra penting bagi Indonesia, khususnya dalam sektor energi, pertahanan, dan teknologi. Melalui SPIEF 2025, Prabowo akan menjalin pertemuan bilateral dengan Presiden Putin serta mengadakan dialog strategis dengan para pemimpin ekonomi dari Asia, Timur Tengah, dan Eropa Timur.
Agenda Diplomasi dan Ekonomi
Tentang SPIEF dan Daya Tariknya bagi Indonesia
Tema SPIEF 2025
SPIEF 2025 mengangkat tema “Kolaborasi Ekonomi untuk Dunia yang Lebih Stabil”, membahas topik-topik seperti transisi energi, ekonomi digital, dan keamanan rantai pasok global. Prabowo dijadwalkan berdiskusi bersama perwakilan BRICS dan ASEAN mengenai posisi negara berkembang dalam perekonomian global.
“SPIEF menjadi forum penting untuk Indonesia memperluas jaringan ekonomi di luar aliansi barat,” kata Prof. Yudhistira Maulana dari CSIS.
Mengapa Prabowo Lewatkan G7?
Meskipun tidak hadir di KTT G7, Prabowo telah melakukan panggilan diplomatik dengan Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, untuk menyampaikan komitmen Indonesia terhadap kerja sama global. Indonesia tetap mendukung inisiatif G7, khususnya dalam isu perubahan iklim dan ketahanan pangan.
Survei Media Nusantara
Hasil survei eksklusif Media Nusantara menunjukkan 62% masyarakat Indonesia menyetujui keputusan Prabowo untuk hadir di SPIEF. Mereka menganggap pendekatan ini lebih relevan untuk kepentingan nasional jangka panjang.
Pendapat Pelaku Ekonomi
Tanggal & Penulis Ditulis oleh Tim Redaksi Media Nusantara, 13 Juni 2025
0 Komentar