Prabowo Pilih Rusia: Strategi Diplomasi dan Ekonomi Tinggalkan G7

Tanggal & Penulis Ditulis oleh Tim Redaksi Media Nusantara, 13 Juni 2025


Prabowo Subianto sewaktu menjabat Menhan di Istana Kremlin, Moskow, Rusia, pada Rabu (31/7/2024), dan langsung melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.  Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketika Prabowo Pilih ke Rusia Ketimbang Hadiri KTT G7 di Kanada...", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2025/06/13/05480021/ketika-prabowo-pilih-ke-rusia-ketimbang-hadiri-ktt-g7-di-kanada-?source=widgetML&engine=C.   Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6 Download aplikasi: https://kmp.im/app6
Prabowo Subianto sewaktu menjabat Menhan di Istana Kremlin, Moskow, Rusia, pada Rabu (31/7/2024), dan langsung melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Undangan Rusia Didahulukan karena Komitmen Lebih Awal

Presiden Prabowo Subianto resmi memutuskan untuk tidak menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 yang akan digelar di Kanada pada 17 Juni 2025. Sebagai gantinya, Prabowo akan menghadiri St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Rusia atas undangan langsung dari Presiden Vladimir Putin. Undangan tersebut telah diterima dan dikonfirmasi sejak awal Januari 2025, mendahului undangan G7 yang datang belakangan.

Prabowo Jamu Pengusaha AS: Strategi Gaet Investasi Asing

Jadwal Padat Jadi Pertimbangan Strategis

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Ruliansyah "Roy" Soemirat, menjelaskan bahwa selain undangan dari Rusia, Presiden Prabowo juga menerima undangan untuk menghadiri Annual Leaders Retreat di Singapura pada 16 Juni 2025. Dua agenda penting yang telah dikonfirmasi sebelumnya ini membuat kehadiran Prabowo di KTT G7 menjadi tidak memungkinkan secara teknis dan diplomatis.

“Presiden memiliki komitmen lebih awal terhadap dua agenda penting tersebut. Kehadiran di SPIEF juga membawa misi ekonomi yang signifikan,” ujar Roy. 

Rusia Sebagai Mitra Strategis dalam Ekonomi dan Pertahanan

Rusia telah menjadi mitra penting bagi Indonesia, khususnya dalam sektor energi, pertahanan, dan teknologi. Melalui SPIEF 2025, Prabowo akan menjalin pertemuan bilateral dengan Presiden Putin serta mengadakan dialog strategis dengan para pemimpin ekonomi dari Asia, Timur Tengah, dan Eropa Timur.

Agenda Diplomasi dan Ekonomi

Dalam SPIEF, Prabowo dijadwalkan untuk menjadi pembicara utama dalam sesi “Global South dan Tatanan Ekonomi Baru.” Ia juga akan menandatangani nota kesepahaman terkait kerja sama pendidikan militer, ekspor gas cair, dan proyek teknologi digital bersama Rostec dan Gazprom.

Tentang SPIEF dan Daya Tariknya bagi Indonesia

St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) merupakan forum ekonomi terbesar di Rusia dan salah satu yang paling bergengsi secara global. Diselenggarakan setiap tahun sejak 1997, SPIEF telah menjadi ajang bertemunya para pemimpin dunia, CEO perusahaan global, dan ekonom terkemuka.

Tema SPIEF 2025

SPIEF 2025 mengangkat tema “Kolaborasi Ekonomi untuk Dunia yang Lebih Stabil”, membahas topik-topik seperti transisi energi, ekonomi digital, dan keamanan rantai pasok global. Prabowo dijadwalkan berdiskusi bersama perwakilan BRICS dan ASEAN mengenai posisi negara berkembang dalam perekonomian global.

“SPIEF menjadi forum penting untuk Indonesia memperluas jaringan ekonomi di luar aliansi barat,” kata Prof. Yudhistira Maulana dari CSIS.

Mengapa Prabowo Lewatkan G7?

Kehadiran Prabowo di SPIEF alih-alih KTT G7 menimbulkan spekulasi tentang arah kebijakan luar negeri Indonesia. Namun, menurut pakar hubungan internasional Dr. Andini Hermawan, keputusan ini mencerminkan pendekatan nonblok aktif.

“Prabowo ingin menjaga keseimbangan antara kerja sama dengan negara-negara G7 dan mitra strategis dari Timur. Ia tidak ingin Indonesia terlihat berpihak secara eksklusif,” ujar Dr. Andini.

Komunikasi Langsung dengan PM Kanada

Meskipun tidak hadir di KTT G7, Prabowo telah melakukan panggilan diplomatik dengan Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, untuk menyampaikan komitmen Indonesia terhadap kerja sama global. Indonesia tetap mendukung inisiatif G7, khususnya dalam isu perubahan iklim dan ketahanan pangan.

“Presiden menyampaikan permohonan maaf dan harapan agar relasi G7 dan negara berkembang terus diperkuat,” tambah Roy.

Survei Media Nusantara

Hasil survei eksklusif Media Nusantara menunjukkan 62% masyarakat Indonesia menyetujui keputusan Prabowo untuk hadir di SPIEF. Mereka menganggap pendekatan ini lebih relevan untuk kepentingan nasional jangka panjang.

Pendapat Pelaku Ekonomi

Beberapa pelaku industri juga menyambut baik langkah Prabowo, khususnya sektor energi dan teknologi. Indonesia dinilai bisa mendapatkan akses lebih luas ke pasar Eurasia dan teknologi militer.

“Ini langkah cerdas untuk memperluas mitra strategis ekonomi dan memperkuat posisi tawar di tengah ketegangan global,” ujar Anton Nugroho, Ketua KADIN Bidang Luar Negeri.



Tanggal & Penulis Ditulis oleh Tim Redaksi Media Nusantara, 13 Juni 2025





Posting Komentar

0 Komentar